Senin, 28 Juli 2014

Apa kesulitan Guru dalam mengakses buku sekolah elektronik?

Mungkinkah guru bingung dalam mengambil buku sekolah elektronik yang di sediakan pemerintah secara gratis?

Apakah semua guru bisa mendownloadnya?

Apakah guru-guru kita bisa memakainya secara maksimal?

Mungkin kendali terbanyak adalah bagaimana cara mengambilnya atau istilah kerennya download dari website dan di simpan di komputer.

Masih banyak guru yang awam dengan internet.

Awam dengan istilah download.

Dan masih banyak guru yang belum bisa menggunakan internet.

Nah , disinilah permasalahannya. Untuk menggunakan internet saja belum bisa apalagi mendownload.

Belum lagi di tambah proses untuk menggunakan situs tersebut.

Kita harus mendaftar dulu menggunakan email. Nah, email belum punya terus gimana?

Terpaksa harus buat email dulu setelah itu baru kembali lagi ke situs kemdiknas.

Mending kalau ada yang ngajarin. Kalau tidak. pasti dah putus asa.

Karena belajar internet tidak hanya membutuhkan kecerdasan akan tetapi kesabaran dan kemauan kuat.

Jika tidak, sirna sudah harapan menikmati kemudahan dalam pembelajaran.

Silahkan kunjungi situs kemdiknas di http://bse.kemdiknas.go.id/

Rabu, 23 Juli 2014

Kalau bukan Guru, Siapa lagi Yang Mengajarkan Moral kepada kita

Degradasi moral mulai terjadi pada generasi bangsa indonesia.

Moral dan akhlak sudah tidak di anggap penting lagi.

Bagi pemuda memang akan sangat tidak berpengarush sama sekali terhadap kehidupannya.

Karena dasar hidupnya adalah fun and fun, apapun boleh dilakukan yang penting hati senang.

Berbuat tidak sopan di depan orang tua, bicara kasar, tidak hormat pada yang lebih tua dan lain sebaginya.

itu adalah kegiatan yang sering berlangsung di masyarakat kita.

Bagi generasi tua -orang tua , hal ini akan sangat menyakitkan sekali.

Kalau si orang tua tersebut berfikiran bagus sih akan mau menasehati.

Namun apabila di cuekin dan enggan menasehati.

Maka akan terus berlangsung kehancuran moral ini terjadi.

Moral biasanya di ajarkan di sekolah, dan gurulah yang berperan di dalamnya.

Tanpa adanya guru, gerakan moral ini sulit di bangkitkan dan di perbaiki.

Memang mungkin belajar moral dari keluarga, dari orang tua di rumah.

Tapi faktanya hanya sedikit orang tua yang bisa membangun moral anak di lingkungannya. Kecuali memang keluarganya benar benar mengutamakan moral dalm sendi kehidupannya.

Jadi , mulai sekarang jagalah moral kita agar generasi kita tidak meniru dan berbuat amoral.

Senin, 14 Juli 2014

Mengapa guru matematika selalu jadi killer teacher di sekolah?

Guru matematika merupakan guru yang paling sulit di cari di sebuah instansi.

Kebutuhan guru matematika merupakan terbanyak. Namun peminat yang ingin masuk ke guru matematika sangat sedikit.

Akibatnya sangat sulit untuk mencari guru matematika.

Bandingkan dengan kebutuhan guru mata pelajaran lainnya: bahasa daerah misalnya atau pelajaran sejarah.

Sangat mudah mencari gurunya. Sebaliknya sang guru akan sulit mencari sekolah atau murid untuk di ajarinya.

Back to guru matematika.

Walaupun guru matematika kebutuhannya banyak. atau lebih enaknya lebih banayak murid dari jumlah gurunya.

Namun menjadi guru matematika selalu di takuti siswanya.

Guru matematika selalu menjadi momok, Guru yang di takuti, dan sangat sering dibenci siswa.

Jawabannya tidak lain adalah karena karakter pelajaranh matematika itu sendiri.

Matematika materinya snagat banayak.

bab 1 belum di kuasai. muncul bab berikutnya. Sub bab 1 belum kelar di suruh belajar sub bab berikut nya 1.

Hari ini dapat pr sub bab 1 besoknya sub bab 2.

Sub bab sekian baru selesai, sementara otak masih loading untuk menyimpan. Sudah hadir bab selanjutnya.

Itulah yang menyebabkan guru matematika seolah olah killer berisfat membunuh.

Nyatanya tidak semua begitu. guru matematika yang sabar aja bisa bisa banyak di benci oleh siswa. apalagi guru yang otoriter, suka marah dan sering ngasih tugas.

Wah, capeh deh.

Kamis, 10 Juli 2014

Enaknya Jadi Guru

Musim liburan merupakan musim yang menyenangkan.

Bepergian dan berwisata adalah kegiatan nyata.

Lepas dari kepenatan pekerjaan yang melelahkan dan membosankan.

Apalagi jika kita menjadi guru, lepas dari kegiatan mengajar yang mengeras pikiran.

Berfikir bagaimana menyampaikan ilmu.

Berfikir bagaimana mencerdaskan siswa.

Berfikir untuk memperbaiki akhlak siswa.

Dan pastinya akan banyak image yang harus kita jaga agar tidak di tiru siswa kita.

Wah, melelahkan. sungguh melelahkan.

Namun di musim liburan ini, sebagai guru akan lepas dari itu semua.

Hampir 1 bulan yang di dapat guru. Walaupun begitu gaji tetap turun, utuh tanpa potongan.

Bandingkan dengan pekerjaan lainnya. Cuti sebulan.

Alamat dapat potong gaji, bahkan di pecat. Oh no!!!

Ya , itulah suka duka menjadi guru.

Sekian !!

Merdeka !